Judul : Kekurangan Gizi Kronis, Jangan Ragu Beri Anak Lauk Ikan
link : Kekurangan Gizi Kronis, Jangan Ragu Beri Anak Lauk Ikan
Kekurangan Gizi Kronis, Jangan Ragu Beri Anak Lauk Ikan
![]() |
Ketua TP PKK Kepri dalam Suasana Gemar Ikan |
KEPRI I KEJORANEWS.COM : Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga Kepulauan Riau (TP-PKK Kepri) gelar kegiatan ''Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan" (Gemar Ikan), mencegah terjadinya masalah kekurangan gizi kronis, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak (tinggi badan, gigi, hingga kecerdasan) dari standar pada usia umumnya atau yang disebut stunting.
Untuk itu, Ketua TP PKK Dewi menghimbau kepada para orang tua agar tidak ragu untuk memberikan lauk ikan untuk anak. Dengan tujuan menciptakan generasi muda yang sehat dan cerdas.
Stunting pada anak balita, lanjutnya merupakan dampak kekurangan gizi kronis selama 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Gangguan perkembangan fisik anak ini tidak dapat diubah kembali (irreversible), dan akan menyebabkan penurunan kemampuan kognitif dan motorik serta penurunan performa kerja anak.
"Saya mengingatkan bahwa dengan mengkonsumsi ikan merupakan salah satu bentuk pencegahan stunting dengan segala nutrisi yang dikandung ikan yang memiliki keunggulan dibanding sumber protein hewani lainnya. Berbagai ikan dapat diolah menjadi berbagai sajian bergizi untuk anak-anak kita. Contohnya mulai dari ikan tamban," terangnya.
Hal tersebut disampaikan Ketua TP PKK saat meresmikan Kegiatan Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan) di Posyandu Anggur Desa Panggak Laut, Kabupaten Lingga - Kepri (24/6).
Gemar Ikan merupakan salah satu rangkaian kegiatan TP PKK Kepri bekerja sama dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Kepri dalam rangka peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke 28 tingkat Provinsi Kepri.
Sambungnya, Ketua TP PKK Kepri menyampaikan bahwa sampai saat ini Indonesia masih menghadapi permasalahan gizi di masyarakat. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar tahun 2018, sebanyak 30,8% anak balita (bawah lima tahun) mengalami pertumbuhan stunting atau kerdil akibat kekurangan gizi kronis.
"Walaupun pada tahun 2019 prevalensi stunting turun menjadi 27,67% namun demikian masih diatas angka toleransi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yaitu 20%. Angka prevelensi stunting ini berpotensi meningkat dengan adanya pandemi Covid-19 di Indonesia yang berdampak pada sosial ekonomi masyarakat," tutupnya.
Selanjutnya, dalam kegiatan tersebut, Ketua TP PKK Kepri berkesempatan menyuapkan bubur ikan kepada Balita, menyerahkan paket olahan ikan kepada ibu hamil, ibu menyusui, serta wanita usia subur, dan menempelkan stiker ke rumah warga sasaran pencegahan stunting, serta memantau tumbuh kembang balita di Posyandu Durian Desa Panggak Laut.
Andi Pratama
Kekurangan Gizi Kronis, Jangan Ragu Beri Anak Lauk Ikan
Sekianlah artikel Kekurangan Gizi Kronis, Jangan Ragu Beri Anak Lauk Ikan kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Sudah dibaca Kekurangan Gizi Kronis, Jangan Ragu Beri Anak Lauk Ikan linknya https://malaysiadansekitarnya.blogspot.com/2021/06/kekurangan-gizi-kronis-jangan-ragu-beri.html
0 Response to "Kekurangan Gizi Kronis, Jangan Ragu Beri Anak Lauk Ikan"
Posting Komentar