" Perjuangan 2 Anak Miskin untuk Sekolah" Banyak Ditonton Orang - Hallo sahabat Malaysia dan Sekitarnya, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul " Perjuangan 2 Anak Miskin untuk Sekolah" Banyak Ditonton Orang, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Artis, Artikel Berita, Artikel Budaya, Artikel Kabar, Artikel Malaysia, Artikel Melayu, Artikel News, Artikel Politik, Artikel Ragam, Artikel Singapore, Artikel Singapura, Artikel Sosial, Artikel Terbaru, Artikel Terkini, Artikel Update, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : " Perjuangan 2 Anak Miskin untuk Sekolah" Banyak Ditonton Orang
link : " Perjuangan 2 Anak Miskin untuk Sekolah" Banyak Ditonton Orang

" Perjuangan 2 Anak Miskin untuk Sekolah" Banyak Ditonton Orang

Pemutaran Film dalam Gedung

NATUNA I KEJORANEWS.COM : Film dengan judul " Selembar itu berarti" ditayangkan di gedung serbaguna Komplek masjid Agung Natuna sejak 2 Maret 2019.

Film besutan sutradara Dedy Arliansyah, yang dikerjasamakan dengan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga dan Dinas Pariwisata Natuna ini kini dipadati oleh penonton siswa sekolah maupun masyarakat umum.

Sekertaris Dinas pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Natuna Tabranizal, mengapresiasi animo masyarakat yang datang menonton pemutaran film yang juga dibintangi artis nasional Anwar Fuadi dan Raslinna Rasyidin tersebut.

Antusias Penonton

“Alhamdulillah dari siswa siswi cukup bagus karena dikoordinir dari sekolah. Kalau masyarakat umum mungkin belum banyak yang mendapat info, tapi cukup tinggi juga jumlah pengunjungnya,” kata Tabranizal, Senin (4/3/2019).

Film ini akan diputar di Natuna hingga tanggal 9 Maret mendatang. Dan terbuka untuk umum. harga tiket yang ditawarkan juga cukup murah untuk sekali menonton yakni hanya Rp. 15 ribu perorang untuk siswa sekolah dan masyarakat umum.

Film selembar menceritakan kakak adik Putri dan Diaz yang berjuang untuk sekolah meski terjebak dalam kemiskinan. Putri dan Diaz mengumpulkan kertas selembar demi selembar kemudian dijadikan sebuah buku untuk sekolah.