ITX Menjawab Keluhan Industri Pariwisata Wakatobi

ITX Menjawab Keluhan Industri Pariwisata Wakatobi - Hallo sahabat Malaysia dan Sekitarnya, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul ITX Menjawab Keluhan Industri Pariwisata Wakatobi, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, Artikel Budaya, Artikel Kabar, Artikel Malaysia, Artikel Melayu, Artikel News, Artikel Politik, Artikel Ragam, Artikel Sosial, Artikel Terbaru, Artikel Terkini, Artikel Update, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : ITX Menjawab Keluhan Industri Pariwisata Wakatobi
link : ITX Menjawab Keluhan Industri Pariwisata Wakatobi

Baca juga


ITX Menjawab Keluhan Industri Pariwisata Wakatobi

 

WAKATOBI – Kadispar Wakatobi, Nadar Sinyo Sarif rupanya sudah melakukan survei ke beberapa pelaku bisnis Pariwisata di Wangi Wangi, Kaledupa, Tomia, Binongko dan pulau-pulau kecil di sekitarnya. Salah satu poin yang dia sampaikan dalam forum Bimbingan Teknis Digitalisasi, bersama Kemenpar dan ITX –Indonesia Travel Xchange di Wakatobi itu adalah pasar atau market. “Kawan-kawan ini punya produk, punya paket-paket wisata, punya karya kreatif, souvenir, dan lainnya, tapi tidak cukup kuat akses ke pasar global,” keluh Nadar.

Problem kedua, akses menuju Wakatobi yang saat ini masih 2 regular flights dari Hasanuddin Airport Makassar ke Matahora Airport Wangi-Wangi. Satu lagi bandara di Tomia, yang langsung dari Bali, tetapi masih pesawat kecil dan chartered flight. Mereka terbang seminggu 1-2 kali saja. Sedangkan, target kunjungan Wisman kami cukup besar. “Yang ketiga, soal ICT di Wakatobi yang masih jauh dari cukup, untuk komunikasi data, wifi destinasi prioritas ini masih sangat sulit dan berat,” aku Nadar Sinyo Sarif.

Wakil Bupati Wakatobi Ilmiati Daud membenarkan problem-problem mendasar itu, dan memohon dicarikan solusi cepat untuk akselerasi 10 Bali Baru ini. Dia juga bersemangat untuk membuat calendar of events yang lebih banyak, dari Februari hingga Desember 2017. “Saya belajar dari Banyuwangi, yang setahun membuat kegiatan lebih dari 52 festival,” kata Ilmiati yang sekaligus meminta Wakatobi juga benchmark dengan kota seperti Banyuwangi dan Solo yang sudah sejak lama membuat calendar of events selama setahun penuh, dengan skedul tanggal dan bulan yang pasti.

Menpar Arief Yahya senang mendengar antusiasme para pelaku bisnis dan stakeholders kepariwisataan yang ada di Wakatobi. Mereka juga bersemangat untuk mewujudkan Go Digital be The Best, bersama ITX dan Kemenpar. “Jangan khawatir, travel xchange dan data werehouse ini sudah teruji di Australia. Mereka punya Travel Xchange Australia (TXA), selama lebih dari 10 tahun. Saya belajar dari Australia untuk membangun selling digital platform ini,” kata Arief Yahya.

Stafsus Menpar Bidang Komunikasi Publik, Muh Noer Sadono dan Ali, dari ITX menjelaskan bahwa digitalisasi ini sebuah keniscayaan. Cepat atau lambat, public akan semakin dominan dan familiar dengan digital dalam semua aspek. “Selamat memasuki era Digital Lifestye, yang sangat personal, mobile dan interaktif. Di pariwisata itu search and share, 70% melalui digital media, yang efektivitasnya 4 kali lebih efektif,” katanya.

Kemenpar juga sudah lebih banyak menggunakan digital media, baik untuk looking, booking sampai payment. Look itu seperti Google, Baidu di China, TripAdvisor dan Ctrip. Untuk booking juga dengan Booking.Com, Ctrip, Alitrip, Traveloka dan lainnya. Sedang payment-nya sudah menggunakan Paypal, Alipay, Amazon, dan lainnya. Don mencontohkan TripAdvisor yang digunakan oleh travellers di seluruh dunia (kecuali China, red), untuk real time reviews atas semua hal yang ditemukan di lapangan. “Conversion Rate-nya sangat tinggi, dan feedbacks-nya terpercaya, karena merupakan testimonial dari para wisatawan. Kalau bagus, mereka akan apresiasi bagus. Begitu pun sebaliknya, kalau mengecewakan, mereka juga tidak sungkan untuk menuliskan laporan yang membuatnya bête! Jadi tidak bisa dibohongi, semua reviews dari user, dari customers,” kata Don Kardono.

Satu kenyataan lagi, lanjut Don, di industry Pariwisata itu menuju pada Online Travel Agent (OTA). Ada 63% wisatawan di seluruh dunia itu sudah searching, booking dan payment dengan cara online. Lalu 50% OTA itu bisa diakses dengan berbagai alat, atau multi devices. “Di TripAdvisor.Com, dalam satu menit diposting 200 lebih reviews langsung oleh travellers. Inilah yang membuat industri harus semakin professional dan menghindari complain,” kata Don.

Solusi sekaligus jawaban atas tantangan digitalisasi industri itu, kata Don, adalah ITX, yang hari ini, Jumat 27 Januari 2017, langsung melakukan workshop dan mengajari teknis kepada semua peserta. Apa keuntungan menggunakan teknologi dan platform ITX tersebut? “Pertama, akses produk-produk lebih beragam, lebih luas, real time, lebih responsive, kreatif, dan interaktif. Kedua, para supplier akan mendapatkan akses ke Pasar Global. Bisa bertransaksi dengan buyers dunia, dalam satu platform. Kapan lagi bisa komunikasi bisnis dengan Ctrip.Com, Musafir.Com, Traveloka.Com, dan lainnya?,” jelasnya.

Ketiga, bisa memanage low season, yang menjadi problem paling mendasar dalam marketing pariwisata. Kalau di musim liburan, dengan marketing yang sederhana saja, bisa diatasi. Tapi di low season, mereka harus membuat paket-paket yang hebat dan tidak bisa ditolak oleh customers. “Keuntungan lain adalah free standard website development, free booking system, free asistensi Digital Marketing oleh ITX,” tutur Don yang tampil bersama Ali, ITX itu. (*)


ITX Menjawab Keluhan Industri Pariwisata Wakatobi

Sekianlah artikel ITX Menjawab Keluhan Industri Pariwisata Wakatobi kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Sudah dibaca ITX Menjawab Keluhan Industri Pariwisata Wakatobi linknya https://malaysiadansekitarnya.blogspot.com/2017/01/itx-menjawab-keluhan-industri.html

Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :

0 Response to "ITX Menjawab Keluhan Industri Pariwisata Wakatobi"

Posting Komentar